Klasifikasi Jamur Tempe dan Morfologi Jamur Tempe


Klasifikasi Jamur Tempe dan Morfologi Jamur Tempe

Klasifikasi jamur tempe dan morfologi jamur tempe! Tempe dibentuk oleh beragam jenis jamur, salah satunya oleh hifa. Tipe hifa sendiri memiliki tiga jenis bagian yang berbeda, mulai dari Stolon, Rizoid, dan Sporangiofor. Stolon merupakan salah satu jenis hifa yang dapat membentuk sebuah jaringan, khususnya pada permukaan substrat. Lalu Rizoid sendiri memiliki peranan sebagai hifa yang dapat menjangkau atau menembus substrat. Selain itu, ia juga berguna menyerap makanan lebih optimal. Dan yang ketiga, Sporangiofor ini merupakan tipe hifa akhir. Atau yang biasa kita lihat pertumbuhannya di permukaan substrat.

Adapun klasifikasi jamur tempe yang perlu diketahui. Diantaranya ada Fungi sebagai Kingdom, Zygomycota sebagai Divisio, Zygomycetes sebagai Class, Mucorales sebagai Ordo, Mucoraceae sebagai Familia, Rhizopus sebagai Genus, dan Rhizopus Oryzae sebagai Spesies.

Rhizopus Oryzae sendiri sebagai mikro organisme pembentuk jaringan tempe yang cukup dominan. Selain itu ada juga Rhizopus Oligosporus sebagai jamur yang banyak dipilih dan digunakan kebanyakan petani saat ini dalam membuat tempe. Adapun beberapa mikro organisme pada jamur tempe yang sudah menjadi ciri khas, yaitu Misselium.

Miselia atau Misellium yang menjadi salah satu klasifikasi jamur tempe yang unik, karena ia tidak bersekat. Miselia atau kapang pun menjadi organisme yang membentuk warna putih pada tempe dan biasanya menyelubungi luar permukaan kacang kedelai. Tak hanya warnanya, kehadiran miselia ini juga memiliki fungsi lain untuk merekatkan kedelai pada tempe hingga menjadi lebih padat.

Dan untuk mengetahuinya lebih dalam, perlu kita pahami pula bagaimana bentukan dari jamur pembentuk tempe. Sama seperti halnya bentuk jamur pada umumnya, jamur tempe ini bisa dikatakan mirip dengan tumbuhan. Namun bedanya, ia tidak memiliki daun, klorofil, akar, dan lainnya.

Meskipun mirip dengan tumbuhan, morfologi jamur tempe ini memiliki perbedaan dari bentuk  hingga cara produksinya. Seperti halnya yang sudah disebutkan sebelumnya pada klasifikasi di atas, jamur tempe juga memiliki morfologi atau struktur yang dibentuk dari Rhizoid di bagian paling bawah, lalu ada Stolon, Sporangiofor, Collarette, Columella, Apophysis, Sporangium, dan Sporangiospores.

Itulah berbagai klasifikasi dan morfologi pada jamur tempe, yang jika tidak ada peranannya maka pembentukan tempe pun tidak bisa sukses dilakukan. Adapun beberapa cirinya yang bisa diketahui pula, habitatnya berada di tanah lembab maupun pada sisa organisme yang sudah mati. Selain itu, ia memiliki hifa yang beragam atau bercabang. Menariknya, jamurpembentuk ini tidak bersekat jika umurnya masih mudah, namun jika sudah tua ia akan berubah menjadi bersekat. Tak hanya itu, cara jamur tempe untuk melakukan reproduksinya pun bisa dilakukan secara generatif atau vegetatif.

Itulah pembahasan mengenai klasifikasi dan  morfologi jamur tempe yang bisa diketahui.